Dinamisnews.com : Kuala Tungkal
Tanpa terasa hari ini kita sudah di penghujung bulan Ramadhan,bulan penuh berkah,bulan dimana kita umat muslim diwajibkan untuk melaksanakan puasa sebulan penuh.Dan insya Allah besok kita akan berhari raya-idul Fitri 1441 H.
Tercapaikah tujuan Ramadhan? Atau berhenti pada sebatas ritual tahunan yang gegap gempita. Penting merenungi: Sukseskah puasa Ramadhan kita? Berhasilkah kita mewujudkan takwa sebagai ‘buah’ dari puasa Ramadhan yang kita jalani? Pantaskah kita nanti merayakan ‘Hari Kemenangan’, yakni Idul Fitri?
Menangkah kita dalam melawan hawa nafsu dan godaan setan selama Ramadhan, juga selepas Idul Fitri? Jika jawabannya ‘ya’, tentu itu yang kita harapkan. Namun, jika jawabannya ‘tidak’, tentu puasa Ramadhan kita akan sia-sia belaka. Kita pun sesungguhnya tak layak merayakan ‘Hari Kemenangan’, Idul Fitri kelak.
Sebabnya, sebagaimana dinyatakan oleh sebagian ulama, “Laysa al-‘id li man labisa al-jadid walakin al-‘id li man takwahu yazid (Idul Fitri bukanlah milik orang yang mengenakan segala sesuatu yang serba baru. Namun, Idul Fitri adalah milik orang yang ketakwaannya bertambah).”
Pertanyaannya: Apakah ketakwaan kita bertambah selepas puasa Ramadhan dan Idul Fitri, yang tinggal sehari lagi bersama kita? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita tentu mesti mengetahui hakikat takwa sekaligus tanda-tanda (ciri-ciri)-nya.
Siapa orang bertakwa? Imam ath-Thabari, saat menafsirkan QS al-Baqarah ayat 2, mengutip sejumlah pernyataan tentang hakikat orang-orang bertakwa. Al-Hasan, misalnya, menyatakan, “Orang-orang bertakwa adalah mereka yang takut terhadap perkara apa saja yang Allah haramkan atas mereka dan melaksanakan apa saja kewajiban yang Allah titahkan atas mereka.”
Ibn Abbas berkata, “Orang-orang bertakwa adalah orang-orang yang khawatir terhadap azab Allah ‘Azza wa Jala jika meninggalkan petunjuk-Nya yang telah mereka ketahui dan berharap pada rahmat-Nya dengan membenarkan apa saja yang datang kepada dirinya (berupa Alquran, pen.).”
Secara umum juga dapat dikatakan bahwa orang yang bertakwa adalah orang-orang yang dapat menjaga ‘hablun minallah’ dan ‘hablun minannas’ (Q.S.Ali Imran 112).
Derajat takwa akan disandang oleh seseorang manakala ia dapat mengharmonisasikan kedua jalur komunikasi itu dalam kehidupan sehari-hari.
*Hablum Minallah’*
Seorang Muslim dikatakan telah menjaga ‘hablun minallah’ itu dengan baik manakala ia benar-benar beribadah dan mengabdi hanya kepada Al-Khaliq,Allah SWT.”Dan tidaklah mereka diperintahkan kecuali hanya beribadah kepada Allah secara ikhlas” (Q.S.Al-Bayyinah 5).
Dan termasuk menjaga hubungan baik dengan Allah adalah mereka beramal shaleh dan tidak menyekutukan Allah dengan lainnya (Q.S.Alkahfi 110). Karena Allah SWT paling benci terhadap orang-orang musyrik, Allah sangat benci kalau disekutukan dengan makhluk-Nya sehingga ancamannya pun sangat dahsyat.Orang musyrik amalnya hangus semuanya (Q.S.Azzumar 65); Orang musyrik dosanya kalau sampai dibawa mati tidak akan diampuninya (Q.S.Annisa 48); dan dia diharamkan masuk surga,alias tempatnya di neraka.(Q.S.Al-Maidah 72).Begitulah dahsyatnya ancaman untuk orang musyrik.Orang yang tidak mengakui ke-Esaan dan kekuasaan Allah SWT.
*’Hablum Minannas’*
Hubungan sesama manusia ini salah satu syarat orang itu mencapai takwa.Sesama hamba Allah apalagi sesama Muslim,seyogyanyalah kita jalin ukhuwah Islamiyyah, saling silaturahim,tolong menolong dalam kebaikan dan takwa,saling wasiat kebenaran dan kesabaran, bersikap lemah lembut dan saling menyayangi. Itulah antara lain sifat-sifat mahmudah yang harus kita jaga dan kita terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Salah satu sifat yang Allah benci adalah sifat sombong yang ancaman dosanya adalah tidak bisa masuk surga. Apakah definisi sombong itu ? Sombong adalah “bathrul Haq waghomthunnas”.( HR. ) Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan sesama manusia.Kebenaran disini adalah kebenaran yang datang dari Allah (Alquran) dan Rasullullah (Sunnah Rasul).
Semoga amaliyah Ramadhan yang kita kerjakan akan mendapat Ridha Allah dan mengantarkan kita ke derajat ‘taqwallah’ bertakwa kepada Allah ‘azza wajalla.Dan inilah buah dari Ramadhan yang sebenarnya.
Wallahu a’lam
Kuala Tungkal,28 Ramadhan 1441.
Penulis : Abd.Mukti.