Dinamisnews.com : Kuala Tungkal
Di era modern saat ini,nampaknya hampir semua orang, baik laki-laki maupun perempuan, anak-anak sampai dewasa, terhipnotis dengan media sosial atau medsos. Di medsos ini lebih mudah menyampaikan aspirasi dan pendapat.Dengan medsos juga kita dapat menimba ilmu pengetahuan dari artikel yang ditulis oleh para ahlinya, baik umum maupun agama.
Namun demikian sosial media ada juga sisi negatifnya yaitu setiap orang bebas berbicara negatif, mencaci dan mencela, menggunjing keburukan orang lain, alias ‘ghibah’.Bahkan tidak sedikit orang yang membuat status atau comen di fb yang bernada adu domba, fitnah dan ada yang menjatuhkan karakter seorang ulama atau tokoh masyarakat.Padahal, berdasarkan banyak keterangan baik dalam Alquran maupun hadits bahwa ‘ujaran kebencian’ termasuk dosa besar.
Antara lain dalam hadits Rasulullah Saw ditegaskan
bahwa ghibah, mencaci-maki orang itu dosanya lebih berat dari pada berzina.Na’udzubillahi mindzslik.
Sabdanya :
الْغِيبَةُ أَشَدُّ مِنَ الزِّنَا . قِيلَ: وَكَيْفَ؟ قَالَ: الرَّجُلُ يَزْنِي ثُمَّ يَتُوبُ، فَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَيْهِ، وَإِنَّ صَاحِبَ الْغِيبَةِ لَا يُغْفَرُ لَهُ حَتَّى يَغْفِرَ لَهُ صَاحِبُهُ
“Ghibah itu lebih berat dari zina.” Seorang sahabat bertanya, ‘Bagaimana bisa?’ Rasulullah SAW menjelaskan, ‘Seorang laki-laki yang berzina lalu bertobat, maka Allah bisa langsung menerima tobatnya. Namun pelaku ghibah tidak akan diampuni sampai dimaafkan oleh orang yang dighibahnya,'” (HR At-Thabrani).
Karena ghibah merupakan salah satu kedzaliman terhadap orang lain, maka kompensasinya di akhirat sangat berat.Jika punya pahala kebaikan seperti pahala shalat dan puasa, maka akan dibagi-bagikan secara gratis kepada mereka yang didzalimi di dunia yang belum selesai perkaranya, artinya belum ada maaf dan memaafkan.
Jika yang mendzalimi (mencela, memaki atau menggunjing) sudah habis pahalanya, maka dosa orang yang didzalimi akan ditimpakan dan diberikan kepada orang yang mendzalimi
Inilah yang disebut dengan orang yang bangkrut atau “muflis” di hari kiamat berdasarkan hadits berikut,
أَتَدْرُونَ مَنِ الْمُفْلِسُ قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي مَنْ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ
“Apakah kalian tahu siapa muflis (orang yang pailit) itu?”
Para sahabat menjawab, ”Muflis (orang yang pailit) itu adalah yang tidak mempunyai dirham maupun harta benda.”
Tetapi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Muflis (orang yang pailit) dari umatku ialah, orang yang datang pada hari Kiamat membawa (pahala) shalat, puasa dan zakat, namun (ketika di dunia) dia telah mencaci dan (salah) menuduh orang lain, makan harta, menumpahkan darah dan memukul orang lain (tanpa hak). Maka orang-orang itu akan diberi pahala dari kebaikan-kebaikannya. Jika telah habis kebaikan-kebaikannya, maka dosa-dosa mereka akan ditimpakan kepadanya, kemudian dia akan dilemparkan ke dalam neraka” (HR. Muslim).
Jadi, kita harus berhati-hati dalam ber-medsos, jangan sampai ‘ketukan ibu jari kita’ di HP menyebabkan orang lain tersakitinya.Cobakita bayangkan, kalau perbuatan ghibahnya terlalu sering, sudah berapa orang yang kita dzaliminya ? Kalau perbuatan dzalimnya lebih banyak dibandingkan dengan pahala amal ibadah kita, maka dikhawatirkan kita akan menjadi orang yang pailit atau bangkrut di akhirat. Na’udzubillahi mindzslik!.
Wallahu a’lam bishshowab.
Penulis Abd.Mukti
Kuala Tungkal Jambi.