Dinamisnews.com : Tanjabtimur
Kisruh kelangkaan ketersediaan stok gas elpiji tabung 3 kg bersubsidi di kecamatan Nipah panjang kabupaten Tanjung Jabung Timur kian menuai barbagai polemik, mulai dari penjualan harga diatas standar Harga Enceran Tetap ( HET ) juga kesulitan warga untuk mendapatkan nya dipangkalan resmi yang telah ditunjuk oleh pemerintah.
Padahal sesuai informasi yang didapat Tim Investigasi media ini, seperti di pangkalan dua putri milik Surono mengakui bahwa sebelumnya kuota pangkalan LPG bersubsidi miliknya satu trip perminggu hanya 100 tabung kini sudah menjadi 400 tabung dan sebulan bisa mencapai 800 tabung asalkan pandai lobi lobi dengan sopir pengangkut Elpiji resmi dan pihak kantor, tetapi kenapa kelangkaan Elpiji bersubsidi Selalu saja terjadi.
Seperti halnya kisruh yang terjadi beberapa waktu yang lalu oleh banyaknya desakan antrian warga setempat yang berakhir kisruh karna tidak mendapatkan gas elpiji 3 kg, padahal terlihat didalam mobil angkutan gas elpiji resmi yang bertuliskan PT. Putra Tanjung Jabung Timur, masih ada tersisa 35 tabung gas elpiji bersubsidi yang tidak mau diberikan oleh sipemilik pangkalan yang katanya itu sudah pesanan orang walaupun akhirnya dengan perdebatan alot dan terpaksa dijualnya juga ke warga setempat.
Ini menjadi persoalan serius yang harus segera ditindaklanjuti oleh pemerintah agar tidak berlarut larut dan bisa menjadi ajang kesempatan oleh para mafia gas elpiji bersubsidi untuk meraup keuntungan dari penyalahgunaan pendistribusian yang tidak tepat sasaran, serta pengawasan terhadap mobil angkutan resmi Elpiji bersubsidi agar tidak adanya penyelewengan dalam pendistribusiannya.
Terlebih penting pemerintah harus membentuk tim khusus pengawasan di pangkalan resmi yang menjual gas elpiji bersubsidi agar penjualan tidak melebihi standar Harga Enceran Tetap ( HET ) yang sudah ditetapkan pemerintah serta tidak adanya lagi penjualan gas elpiji bersubsidi keluar dari wilayah sesuai izin pangkalan resmi itu sendiri.
( Muchtar )