Dinamisnews.com : Tanjab Timur
Mengenyam pendidikan di luar negeri tidak seindah yang dibayangkan setiap pelajar, (Mahasiswa/i) bukan hanya terpisah dari Kedua orang tua, saudara dan keluarga, tapi juga harus meninggalkan Republik indonesia yang begitu indah. hal tersebut harus berubah hingga 90 derajat, mulai dari cuaca, lingkungan, Hingga Bahasa. dengan tekat, dan kegigihan yang didasari, membanggakan orang tua, Saudara dan Daerah kelahiran, menjadi alasan Putra Putri terbaik Indonesia menimbah ilmu di beberapa belahan negara di dunia,
Seperti yang di alami Rahmat Saleh Hutasuhut, Anak dari Haji Salman Utasuhut, Dan Ibu Asni Seregar, Lahir di kecamatan Nipah Panjang, kabupaten Tanjung Jabung Timur. Provinsi Jambi. Anak Ke empat dari Lima bersaudara, ini rela meninggalkan keluarga, dan negara di masa remaja. demi menimbah ilmu sebagai mahasiswa Al-Azhar Kairo, Negara Mesir.
Rahmat Sapaan akrapnya, yang lahir di Tahun 1997, anak dari Haji Salman Hutasuhut, yang berprofesi Sebagai petani dan wiraswasta, dan ibu, Asni Siregar, sebagai ibu Rumah Tangga yang berasal dari Sumatra Utara, ini mampu mengantarkan Rahmat Menjadi Mahasiswa Al-azhar Kairo Mesir. Seperti yang di kisahkan Rahmat Kepada Awak media (12/8) via sambungan WhatsApp yang sedang berada Di negara Mesir,
” saya lahir, dan besar di Nipah Panjang, alhamdulillah, di besarkan dari tangan kedua orang tua yang telaten, membuat saya tumbuh, dan berkembang sampai saat ini. Dan saat ini saya sedang Berjuang, untuk membanggakan keluarga, dan Daerah Kelahiran Saya, Nipah Panjang Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi, meski segala tantangan belajar di Negeri Kinanah ini harus saya kelola dengan baik dan positif, apalagi dengan jumlah mahasiswa Indonesia di Mesir yang mencapai 12.000 Mahasiswa/i, tentu menjadi tantangan yang tidak mudah untuk saling bersaing, sebagaimana mengamalkan anjuran Alquran, “fastabiqul khoirāt” berlomba-lomba dalam kebaikan.”Jelas Putra Haji Salman Hutasuhut.
masih dikatakan Rahmat putra Daerah Tanjung Jabung Timur ini” terutama dalam Pengembangan hard skill seperti menguasai segala materi perkulihan, lancar dalam ujian, menghapal Alquran, hadits, syair-syair, dan matn-matn di kitab kecil, maupun soft skill seperti public speaking, mengasah retorika dalam diskusi, berorganisasi, team work yang baik, menjalin relasi positif dengan banyak orang, dan lain sebagainya senantiasa harus dimiliki oleh pemuda/I di era revolusi industri 4.0 dan era society 5.0.”
lanjut Rahmat Utasuhut”Termasuk yang menunjang soft skill-ku saat ini adalah mengikuti dan berpartisipasi dalam kegiatan Career and Education Expo, kongres PPID, dan Simposium Internasional yang diadakan oleh Persatuan Pelajar Indonesia yang tersebar di penjuru Dunia (PPID). Kegiatan ini akan diadakan di Jakarta, di tiga tempat yang berbeda; salah satunya, Istana Negara Jakarta, gedung Kemendikbudristek, dan hotel Aryaduta Jakarta. kegiatan Ini merupakan acara bergengsi tahunan, yang diadakan PPID. Alhamdulillah, setelah melewati berbagai persyaratan seperti mendapatkan surat rekomendasi dari PPMI Mesir sampai interviu, akhirnya saya bisa keterima untuk ikut ambil andil dalam kegiatan ini. meski tempat tinggal selama acara berlangsung di sediakan, namun ongkos keberangkatan dari mesir ke Jakarta Harus menjadi tanggungan pribadi, ini lah derita Mahasiswa yang menimbah ilmu di luar negri, saat ada kegiatan seperti ini seakan terhalang oleh Tranportasi yang harus merokoh kocek pribadi,”terang rahmat
“dari beberapa negera lainnya yang mendaftar, plus nanti bisa bertemu dan berjajar dengan diaspora muda Indonesia, berkumpul di satu tempat yang luar biasa, bahkan bisa bersua dengan orang-orang kebanggaan Indonesia seperti Presiden RI, Wakil Presiden RI, Menteri-menteri Indonesia, dan orang-orang hebat lainnya.
Untuk itulah, saya sangat berusaha sebisa mungkin untuk hadir di acara ini, walaupun dengan merogoh tabungan saya, yang mana tabungan ini biasanya saya gunakan untuk membeli buku, dan kitab-kitab besar di internasional bookfair setiap akhir tahun, tentunya banyaknya kitab sangat saya butuhkan untuk menunjang edukasi. Guru kami di Mesir senantiasa menasihati murid-muridnya agar gemar membeli kitab ketimbang membeli yang lain, seperti kalam Syaikh Abdullah Izzuddin Al-Azhariy, “jika kalian memiliki uang lalu berkeinginan membeli pakaian, maka alihkanlah untuk membeli kitab. Kelak pakaian yang kamu inginkan akan datang” dan juga kalam jumhur ulama, “membeli buku bisa (menjadi asbab) mewarisi kekayakan”. kiranya support dan kehadiran pemerintah daerah dan orang-orang yang peduli terhadap kemajuan Tanjung Jabung Timur bisa mendengarkan sedikit cerita yang saya alami ini. Aamiin. tutup Putra Kelahiran Tanjung Jabung Timur
( Nasution)