Dinamisnews.com : Jambi
ABSTRAK
Latar Belakang : Kecamatan Maro Sebo merupakan wilayah kerja dari
Puskesmas Jambi Kecil di Kecamatan Maro Sebo terdapat 11 Desa dan 1 Kelurahan.
Dari data yang diperoleh dari Dinas Kesling tahun 2018, terdapat 1.808 KK yang melakukan BAB Sembarangan. Desa Danau Lamo merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Maro Sebo, memiliki 447 KK, 162 Jamban Sehat Permanen, 25 Jamban
Semi Sehat Permanen, 6 Sharing dan 147 KK masih melakukan Buang Air Besar
Sembarangan (BABS).
Metode : Populasi dalam penelitian ini ada 447 Kepala Keluarga Desa
Danau Lamo dengan sampel sebanyak 80 Kepala keluarga. Teknik yang digunakan
dalam pengambilan sampel adalah simple random sampling yaitu pengambilan
sampel secara acak sederhana dimana rumah memiliki kesempatan yang sama
untuk menjadi sampel penelitian. Data dianalisis dengan menggunakan uji chisquare.
Hasil : Hasil analisis univariat sebanyak 38,8% responden memiliki
pengetahuan kurang baik, 37,7% responden memiliki perilaku kurang baik, 43,8%
responden memiliki pendapatan peran petugas kesehatan kurang baik, 37,5%. Hasil
analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan pengetahuan terhadap perilaku
BABS dengan nilai p value = 0,038 (p<0,05), tidak ada hubungan antara sikap dengan
perilaku BABS dengan nilai p value = 0,201 (p>0,05) dan terdapat hubungan antara
peran petugas kesehatan dengan nilai p value = 0,003 (p<0,05).
Kesimpulan : Variabel yang berhubungan dengan perilaku buang air
besar di Desa Danau Lamo adalah pengetahuan, sikap dan peran petugas
kesehatan.
Kata Kunci : Perilaku Buang Air Besar, Pengetahuan, Sikap, Peran petugas kesehatan
Daftar Pustaka : 19 (2005 – 2019)
ABSTRACT
Background: Maro Sebo Subdistrict is the working area of the Jambi
Minor Health Center in Maro Sebo Subdistrict, with 11 Villages and 1 Kelurahan.
From the data obtained from the Office of Kesling in 2018, there were 1,808
households who carried out open defecation. Danau Lamo Village is one of the
villages in Maro Sebo Subdistrict, having 447 HHs, 162 Permanent Healthy
Latrines, 25 Permanent Semi Healthy Latrines, 6 Sharing and 147 HHs still
defecating openly (BABS).
Methods: The population in this study were 447 families of Danau
Lamo Village with a sample of 80 households. The technique used in sampling is
simple random sampling, which is simple random sampling where the house has
the same opportunity to become a research sample. Data were analyzed using chisquare test.
Results: The results of univariate analysis were 38.8% of respondents
had poor knowledge, 37.7% of respondents had poor behavior, 43.8% of
respondents had poor health worker role income, 37.5%. The results of bivariate
analysis showed that there was a relationship between knowledge of BABS
behavior with p value = 0.038 (p <0.05), there was no relationship between
attitudes with BABS behavior with p value = 0.201 (p> 0.05) and there was a
relationship between roles health workers with p value = 0.003 (p <0.05).
Conclusion: Variables related to bowel behavior in Danau Lamo
Village are knowledge, attitudes and roles of health workers.
Keywords: Defecation Behavior, Knowledge, Attitude, Role of Officers health
References: 19 (2005 – 2019)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kesehatan dan pembangunan
adalah dua komponen yang saling
memberikan pengaruh. Pembangunan
yang bertujuan untuk memperbaiki
taraf hidup masyarakat, pada satu sisi
menyebabkan perubahan fisik dan
lingkungan yang kemudian
mempengaruhi keadaan kesehatan
baik secara positif maupun negatif.
Selanjutnya Pembangunan
kesehatan sebagai salah satu upaya
pembangunan nasional di arahkan
guna tercapai kesadaran, kemauan dan
kemampuan untuk hidup sehat bagi
setiap penduduk agar dapat
mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal Usaha-usaha untuk mencapai
derajat kesehatan yang optimal selalu
diupayakan dan menyangkut semua
segi kehidupan baik fisik, mental
maupun sosial kemasyarakatan
(Azwar A, 2000).
Untuk mencapai derajat
kesehatan di atas dapat terwujud maka
pemerintah melakukan berbagai upaya
yang dapat memberikan layanan
kesehatan masyarakat melalui
pembangunan kesehatan yang optimal.
Salah satu program pembangunan
kesehatan oleh pemerintah adalah
promosi Perilaku Hidup Bersih dan
Sehatan (PHBS). Adapun yang
dimaksud dengan PHBS adalah upaya
untuk memberdayakan anggota
keluarga di bidang kesehatan serta
berperan aktif dalam kegiatankegiatan kesehatan di masyarakat
(Kementrian Kesehatan RI, 2018).
Salah satu indikator yang hendak dicapai dalam PHBS dan akan
yang memuat 10 indikator adalah
“jamban sehat” keluarga. Dalam
PBHS diharapkan setiap rumah
memiliki jamban keluarga yang
memberikan jaminan bahwa seluruh
anggota keluarga menggunakannya,
sebagai bentuk dari perilaku hidup
sehat.
Sehubungan dengan perilaku
hidup bersih dan sehat melalui
jamban, program lainnya yang saat ini
tengah digulirkan pemerintah adalah
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM). Program STBM awal
mulanya berasal dari sebuah
pendekatan pemicuan perubahan
perilaku masyarakat yang kita kenal
sebagai Community Led Total
Sanitation (CLTS). (Kementrian
Kesehatan RI, 2018) STBM
dilaksanakan melalui pendekatan
CLTS (Community Led Total
Sanitation) yaitu pendekatan
pelaksanaan kegiatan yang
memfokuskan pada peningkatan perilaku hygienis dan akses terhadap
sarana sanitasi sebagai kebutuhan
masyarakat, melalui pemberdayaan
dan pemasaran penyediaan produk dan
layanan sanitasi dengan meningkatkan
variasi jenis dan harga yang ada di
pasar sehingga terjangkau oleh semua
lapisan masyarakat serta mencukupi
kebutuhan permintaan pasar.
Pengertian jamban itu sendiri
adalah suatu ruangan yang
mempunyai fasilitas pembuangan
kotoran manusia yang terdiri atas
tempat jongkok atau tempat duduk
dengan leher angsa atau tanpa leher
angsa (cemplung) yang dilengkapi
denga unit penampungan kotoran dan
air untuk membersihkannya.
Masalah kepemilikan dan
penggunaan jamban adalah masalah
perilaku yang sangat berkaitan dengan
masalah kebutuhan yang dirasakan
oleh masyarakat. Hal ini sesuai
dengan teori hirarkhi kebutuhan yang
dikemukakan oleh Notoatmodjo, 2007
dalam (Pieter, 2010) yang
menyebutkan bahwa individu atau
masyarakat akan berusaha memenuhi
suatu keinginan jika keinginan
tersebut sudah merupakan suatu
kebutuhan. Perubahan perilaku atau
seseorang akan berbuat sesuatu pada
dasarnya tergantung pada hasil
perpaduan tiga hal yaitu :
kemungkinan tercapainya tujuan,
pentingnya tujuan serta kemudahan
untuk mencapai tujuan tersebut.
Cakupan Sanitasi di
Indonesia yang dipantau melalui
sistem Monitoring dan Evaluasi
STBM dibawah Direktorat Kesehatan
Lingkungan – Kemenkes RI pada saat
data diambil menunjukkan angka 73.9
persen (16/11/2018). Angka ini adalah
angka rerata Nasional, dimana
cakupan sanitasi tertinggi di Indonesia
adalah Provinsi DI Yogyakarta yang
sudah mencapai 100 persen. Detil
cakupan sanitasi ini dapat dilihat
melalui halaman Monitoring dan
Evaluasi STBM.
Output yang diharapkan
dengan pendekatan STBM ini adalah
tercapainya komunitas (Desa /
Kelurahan) Stop Buang Air Besar
Sembarangan. Kementerian Kesehatan
mensyaratkan agar Desa/Kelurahan
yang sudah mencapai kondisi Stop
BABS tersebut untuk diverifikasi dan
kemudian dilakukan pembaruan status
data pada sistem Monitoring dan
Evaluasi STBM. Jumlah 16,194 Desa/
Kelurahan (per November 2018)
dengan status SBS Terverifikasi sama
dengan 20.04 % dari total
Desa/Kelurahan (80,805). Provinsi
dengan persentase tertinggi
Desa/Kelurahan SBS Terverifikasi
adalah DI Yogyakarta (100%),
sedangkan Provinsi yang persentase
Desa/Kelurahan SBS Terverifikasi
terendah adalah Provinsi Maluku
dengan 1% Desa/Kelurahan SBS
Terverifikasi.
Berbagai alasan digunakan
oleh masyarakat untuk buang air besar
sembarangan, antara lain anggapan
bahwa membangun jamban itu mahal,
lebih enak BAB di sungai, tinja dapat
untuk pakan ikan, dan lain-lain yang
akhirnya dibungkus sebagai alasan
karena kebiasaan sejak dulu, sejak
anak-anak, sejak nenek moyang, dan
sampai saat ini tidak mengalami
gangguan kesehatan.
Perilaku masyarakat Buang
Air Besar Sembarangan (BABS) di
atas harus diluruskan dan diubah
karena akibat kebiasaan yang tidak
mendukung pola hidup bersih dan
sehat jelas-jelas akan memperbesar
masalah kesehatan. Di pihak lain
bilamana masyarakat berperilaku
higienis, dengan membuang air besar
pada tempat yang benar, sesuai
dengan kaidah kesehatan, hal tersebut
akan dapat mencegah dan menurunkan
kasus-kasus penyakit menular. Dalam
kejadian diare misalnya, dengan
meningkatkan akses masyarakat
terhadap sanitasi dasar, dalam hal ini
meningkatkan jamban keluarga, akan
dapat menurunkan kejadian diare.
Gambaran data survei yang di
peroleh Dinas Kesahatan Kabupaten
Muaro Jambi terutama di Kecamatan
Maro Sebo, di peroleh gambaran
bahwa masih banyak masyarakat yang
tidak memiliki jamban keluarga,
kebiasaan buang air besar sebarangan
yaitu di sungai, di kebun dan di
ladang/sawah.
Kecamatan Maro Sebo
merupakan wilayah kerja dari
Puskesmas Jambi Kecil, adapun dari
tabel data di atas dapat kita lihat
bahwa di Kecamatan Maro Sebo
Kabupaten Muaro Jambi wliyah Kerja
Puskesmas Jambi Kecil, masih banyak
terdapat masyarakat yang masih
melakukan BABS (Buang Air Besar
Sembarangan). Hal tersebut dapat kita
lihat pada tabel OD dimana jumlah
KK yang masih melakukan BABS
(Buang Air Besar Sembarangan)
sejumlah 1.808. Desa Danau Lamo
merupakan salah satu desa yang ada di
Kecamatan Maro Sebo, desa Danau
Lamo terletak di sepajang aliran
sungai, dimana lebih besar
kemungkinan perilaku masyarakat
desa tersebut cenderung melakukan
Buang Air Besar Sembarangan
(BABS). Hal tersebut juga bisa kita
lihat dari tabel di atas dimana desa
Dana Lamo memiliki 447 KK, 162
Jamban Sehat Permanen, 25 Jamban
Semi Sehat Permanen, 6 Sharing dan
147 KK masih melakukan Buang Air
Besar Sembarangan (BABS).
Berdasarkan uraian yang
disampaikan di atas dan berdasarkan
data yang diperoleh dari Dinas
Kesehatan Lingkungan Kabupaten Muaro Jambi, maka peneliti tertarik
untuk menganalis Perilaku Buang Air
Besar Sembarangan (BABS) di desa
Danau Lamo wilayah kerja Puskesmas
Jambi Kecil.
Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar
belakang maka yang menjadi masalah
dalam penelitian ini, untuk
mengetahui hubungan antara
pengetahuan, sikap dan peran petugas
kesehatan terhadap perilaku buang air
besar Sembarangan di Desa Danau
Lamo Kecamatan Maro Sebo.
Tujuan Penelitian
Tujuan umum
Untuk mengetahui gambaran
hubungan antara pengetahuan, sikap
dan peran petugas kesehatan terhadap
perilaku Buang Air Besar
Sembarangan (BABS) di Desa Danau
Lamo Kecamatan Maro Sebo Wilayah
Kerja Puskesmas Jambi Kecil.
Tujuan khusus
a. Diketahuinya hubungan
pengetahuan dengan perilaku
buang air besar di Desa Danau
Lamo Kecamatan Maro Sebo
b. Diketahuinya hubungan sikap
dengan perilaku buang air besar di
Desa Danau Lamo Kecamatan
Maro Sebo.
c. Diketahuinya hubungan peran
petugas kesehatan dengan perilaku
buang air besar di Desa Danau
Lamo Kecamatan Maro Sebo
Manfaat Penelitian
Manfaat yang di harapkan
dalam penelitian ini ada dua aspek :
a. Manfaat Teoritis
Dapat dijadikan sebagai
bahan pengembangan pengetahuan
khususnya berhubungan dengan
perilaku kebiasaan buang air besar
sembarangan (BAB-S).
b. Manfaat Praktis
Sebagai bahan informasi
dalam rangka memberikan sumbangan
pemikiran bagi masyarakat dalam
meningkatkan pengetahuan mengenai
kebiasaan buang air besar
sembarangan (BAB-S) dan
mnafaatnya bagi kesehatan
masyarakat.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif dengan desain
cross sectional yang bertujuan untuk
mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan perilaku buang
air besar di Desa Danau Lamo tahun
2019. Penelitian dilakukan di Desa
Danau Lamo pada tanggal 10 Sampai
dengan 20 Januari 2020. Populasi
penelitian adalah seluruh Kepala
Keluarga yang ada di Desa Danau
Lamo. Teknik pengambilan sampel dengan cara simple random sampling.
Instrumen yang digunakan adalah
kuesioner. Metode pengumpulan data
dengan cara melakukan wawancara.
Data dianalisis secara univariat dan
bivariat dengan menggunakan uji chisquare.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Rancangan penelitian ini
menggunakan studi observasional
untuk mengetahui hubungan antara
variabel bebas yaitu pengetahuan,
pendidikan, sarana, dukungan
keluarga, dan variabel terikat yaitu
perilaku buang air besar (Nursalam,
2008).
Pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah cross
sectional, dimana pengumpulan data
sekaligus pada suatu saat. Artinya
tiap subyek penelitian hanya di
observasi sekali saja dan pada waktu
yang sama, pengukuran dilakukan
terhadap status karakter, atau subjek
variabel pada saat pemeriksaan
(Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini
dilakukan, untuk mengetahui tentang
perilaku BABS di Desa Danau
Lamo.
Hipotesis
Hipotesis dalam suatu
penelitian berarti jawaban sementara
penelitian, patokan duga, atau dalil
sementara, yang kebenarannya akan
dibuktikan dalam penelitian tersebut.
Setelah melalui pembuktian, maka
hipotesis dapat benar atau salah, bisa
diterima bisa ditolak (Notoatmodjo,
2010). Adapun hipotesa dalam
penelitian ini adalah analisis perilaku
BABS di desa Danau Lamo wilayah
kerja Puskesmas Jambi Kecil.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di
Desa Danau Lamo Kecamatan Maro
Sebo Kabupaten Muaro Jambi.
Penelitian dilaksanakan pada tanggal
10 Januari 2020 sampai dengan 20
Janurari 2020.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan
obyek penelitian atau obyek dengan
karakteristik tertentu yang akan
diteliti ( Alimul, 2003 ). Populasi
penlitian ini adalah masyarakat desa
Danau Lamo berada di kecamatan
Maro Sebo kabupaten Muaro Jambi.
Populasi tersebut 447 Kepala
keluarga yang berada dirumah, yang
masih buang air besar Sembarangan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari
kantor Kepala desa Desa Danau
Lamo, jumlah rumah tangga yang
ada di desa tersebut adalah sebanyak
447 KK. dengan cara simple random sampling.
Instrumen yang digunakan adalah
kuesioner. Metode pengumpulan data
dengan cara melakukan wawancara.
Data dianalisis secara univariat dan
bivariat dengan menggunakan uji chisquare.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Rancangan penelitian ini
menggunakan studi observasional
untuk mengetahui hubungan antara
variabel bebas yaitu pengetahuan,
pendidikan, sarana, dukungan
keluarga, dan variabel terikat yaitu
perilaku buang air besar (Nursalam,
2008).
Pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah cross
sectional, dimana pengumpulan data
sekaligus pada suatu saat. Artinya
tiap subyek penelitian hanya di
observasi sekali saja dan pada waktu
yang sama, pengukuran dilakukan
terhadap status karakter, atau subjek
variabel pada saat pemeriksaan
(Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini
dilakukan, untuk mengetahui tentang
perilaku BABS di Desa Danau
Lamo.
Hipotesis
Hipotesis dalam suatu
penelitian berarti jawaban sementara
penelitian, patokan duga, atau dalil
sementara, yang kebenarannya akan
dibuktikan dalam penelitian tersebut.
Setelah melalui pembuktian, maka
hipotesis dapat benar atau salah, bisa
diterima bisa ditolak (Notoatmodjo,
2010). Adapun hipotesa dalam
penelitian ini adalah analisis perilaku
BABS di desa Danau Lamo wilayah
kerja Puskesmas Jambi Kecil.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di
Desa Danau Lamo Kecamatan Maro
Sebo Kabupaten Muaro Jambi.
Penelitian dilaksanakan pada tanggal
10 Januari 2020 sampai dengan 20
Janurari 2020.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan
obyek penelitian atau obyek dengan
karakteristik tertentu yang akan
diteliti ( Alimul, 2003 ). Populasi
penlitian ini adalah masyarakat desa
Danau Lamo berada di kecamatan
Maro Sebo kabupaten Muaro Jambi.
Populasi tersebut 447 Kepala
keluarga yang berada dirumah, yang
masih buang air besar Sembarangan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari
kantor Kepala desa Desa Danau
Lamo, jumlah rumah tangga yang
ada di desa tersebut adalah sebanyak
447 KK. dengan cara simple random sampling.
Instrumen yang digunakan adalah
kuesioner. Metode pengumpulan data
dengan cara melakukan wawancara.
Data dianalisis secara univariat dan
bivariat dengan menggunakan uji chisquare.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Rancangan penelitian ini
menggunakan studi observasional
untuk mengetahui hubungan antara
variabel bebas yaitu pengetahuan,
pendidikan, sarana, dukungan
keluarga, dan variabel terikat yaitu
perilaku buang air besar (Nursalam,
2008).
Pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah cross
sectional, dimana pengumpulan data
sekaligus pada suatu saat. Artinya
tiap subyek penelitian hanya di
observasi sekali saja dan pada waktu
yang sama, pengukuran dilakukan
terhadap status karakter, atau subjek
variabel pada saat pemeriksaan
(Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini
dilakukan, untuk mengetahui tentang
perilaku BABS di Desa Danau
Lamo.
Hipotesis
Hipotesis dalam suatu
penelitian berarti jawaban sementara
penelitian, patokan duga, atau dalil
sementara, yang kebenarannya akan
dibuktikan dalam penelitian tersebut.
Setelah melalui pembuktian, maka
hipotesis dapat benar atau salah, bisa
diterima bisa ditolak (Notoatmodjo,
2010). Adapun hipotesa dalam
penelitian ini adalah analisis perilaku
BABS di desa Danau Lamo wilayah
kerja Puskesmas Jambi Kecil.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di
Desa Danau Lamo Kecamatan Maro
Sebo Kabupaten Muaro Jambi.
Penelitian dilaksanakan pada tanggal
10 Januari 2020 sampai dengan 20
Janurari 2020.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan
obyek penelitian atau obyek dengan
karakteristik tertentu yang akan
diteliti ( Alimul, 2003 ). Populasi
penlitian ini adalah masyarakat desa
Danau Lamo berada di kecamatan
Maro Sebo kabupaten Muaro Jambi.
Populasi tersebut 447 Kepala
keluarga yang berada dirumah, yang
masih buang air besar Sembarangan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari
kantor Kepala desa Desa Danau
Lamo, jumlah rumah tangga yang
ada di desa tersebut adalah sebanyak
447 KK. Sampel
Sampel adalah sebagian atau
wakil dari populasi yang akan
dipergunakan sebagai penelitian
(Arikunto, 2010). Sampel dalam
penelitian ini adalah kepala keluarga
yang ada di desa Danau Lamo.
Setelah diperoleh jumlah
sampel tiap RT maka selanjutnya
dilakukan pengambilan sampel
dengan teknik simple random
sampling yaitu pengambilan sampel
secara acak sederhana dimana rumah
memiliki kesempatan yang sama
untuk menjadi sampel penelitian. Hal
tersebut dilakukan dengan cara
mendatangi rumah responden
disesuaikan dengan situasi dan kondisi
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui
bahwa dari 80 responden sebanyak
49 (61,2%) responden memiliki
pengetahuan yang baik tentang
perilaku buang air besar
sembarangan, sedangkan sebanyak
31 (38,8%) responden memiliki
pengetahuan yang kurang baik
tentang perilkau buang air besar
sembarangan.
Sikap
Hasil sikap responden terhadap
penelitian Perilaku Buang Air Besar
Sembarangan (BABS) di desa Danau
Lamo wilayah kerja Puskesmas
Jambi Kecil dapat dilihat pada tabel
4.2 sebagai berikut :
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi berdasarkan
sikap responden terhadap Perilku
Buang Air Besar Sembarangan
(BABS) di desa Danau Lamo
wilayah kerja Puskesmas Jambi Kecil Berdasarkan tabel 4.2 diketahui
bahwa dari 80 responden
mempunyai sikap responden
terhadap perilku buang air besar
sembarangan (BABS) kurang baik
sebanyak 35 responden (43,8%),
sedangkan responden yang
mempunyai sikap baik terhadap
perilaku buang air besar sembarangan (BABS) sebanyak 45
(56,2%).
Perilaku
Hasil penelitian Perilaku
Buang Air Besar Sembarangan
(BABS) di desa Danau Lamo
wilayah kerja Puskesmas Jambi
Kecil dapat dilihat pada tabel 4.3
sebagai berikut :
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi berdasarkan
perilaku Buang Air Besar Sembarangan
(BABS) di desa Danau Lamo wilayah kerja Puskesmas Jambi Kecil Berdasarkan tabel 4.3
diketahui bahwa dari 80 responden
mempunyai perilaku responden
terhadap perilku buang air besar
sembarangan (BABS) kurang baik
sebanyak 35 responden (43,8%),
sedangkan responden yang
mempunyai sikap baik terhadap
perilaku buang air besar
sembarangan (BABS) sebanyak 45
(56,2%).
Peran Petugas Kesehatan
Hasil penelitian Perilaku
Buang Air Besar Sembarangan
(BABS) di desa Danau Lamo
wilayah kerja Puskesmas Jambi
Kecil dapat dilihat pada tabel 4.4
sebagai berikut :
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi berdasarkan
Peran petugas kesehatan terhadap
Perilaku Buang Air Besar
Sembarangan (BABS) di desa
Danau Lamo wilayah kerja Puskesmas Jambi Kecil Sumber : Data diolah dari
penelitian, 2019
Berdasarkan tabel 4.4
diketahui bahwa dari 80 responden
memberikan jawaban peran
petugas kesehatan terhadap
perilaku buang air besar
sembarangan (BABS) kurang baik
sebanyak 30 responden (37,5%),
sedangkan responden yang
memberikan jawaban peran
petugas kesehatan terhadap
perilaku buang air besar
sembarangan (BABS) baik
sebanyak 50 responden (62,5%).
Analisis Bivariat
Mengetahui apakah variabel
independen berhubungan dengan
variabel dependen, maka dilakukan
analisis bivariat dengan
menggunakan uji statistik cross
tabulation dengan hasil sebagai
berikut :
a. Hubungan Pengetahuan dengan
Perilaku Buang Air Besar
Sembarangan (BABS) di desa Danau
Lamo
Hasil analisis hubungan
pengetahuan dengan perilaku buang
air besar dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut :
Tabel 4.5
Hubungan antara pengetahuan
terhadap Perilaku Buang Air Besar
Sembarangan (BABS) di desa Danau
Lamo wilayah kerja Puskesmas
Jambi Kecil
Sumber : Data diolah dari penelitian, 2019
Dari 32 responden yang
pengetahuannya kurang baik, terdapat
19 (59,4%) yang perilaku BAB nya
tidak baik. Sedangkan dari 48
responden yang pengetahuannya baik
terdapat 16 responden (33,3%) yang
perilaku BAB nya tidak baik.
Hasil uji statistik chi-square
diperoleh nilai p value = 0,038
(p<0,05), hal ini berarti ada hubungan
yang signifikan antara pengetahuan
dengan perilaku buang air besar
sembarangan (BABS) di Desa Danau
Lamo wilayah kerja Puskesmas Jambi
Kecil.
b. Hubungan sikap dengan Perilaku Buang
Air Besar Sembarangan (BABS) di desa Danau Lamo Hasil analisis hubungan sikap
dengan perilaku buang air besar dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 4.6
Hubungan antara sikap terhadap
Perilaku Buang Air Besar Sembarangan
(BABS) di desa Danau Lamo wilayah kerja Puskesmas Jambi Kecil
Sumber : Data diolah dari penelitian, 2019
Dari 35 responden yang
perilakunya kurang baik, terdapat 12
(34,3%) yang perilaku BAB nya tidak
baik. Sedangkan dari 45 responden
yang perilakunya baik terdapat 23
responden (51,1%) yang perilaku BAB
nya tidak baik.
Hasil uji statistik chi-square
diperoleh nilai p value = 0,201
(p>0,05), hal ini berarti ada hubungan
yang signifikan antara sikap dengan
perilaku buang air besar sembarangan
(BABS) di Desa Danau Lamo wilayah
kerja Puskesmas Jambi Kecil.
c. Hubungan peran petugas kesehatan
dengan Perilaku Buang Air Besar
Sembarangan (BABS) di desa Danau
Lamo
Hasil analisis hubungan peran
petugas kesehatan dengan perilaku
buang air besar dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut :
Tabel 4.7
Hubungan antara peran petugas
kesehatan terhadap Perilaku Buang Air
Besar Sembarangan (BABS) di desa
Danau Lamo wilayah kerja Puskesmas
Jambi Kecil Sumber : Data diolah dari penelitian, 2019
Dari 30 responden yang
pengetahuannya kurang baik, terdapat 20
(66,7%) yang perilaku BAB nya tidak
baik. Sedangkan dari 50 responden yang
pengetahuannya baik terdapat 15
responden (30,0%) yang perilaku BAB nya
tidak baik.
Hasil uji statistik chi-square
diperoleh nilai p value = 0,003 (p<0,05),
hal ini berarti ada hubungan yang
signifikan antara sikap dengan perilaku
buang air besar sembarangan (BABS) di
Desa Danau Lamo wilayah kerja
Puskesmas Jambi Kecil.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian
tentang analisis perilaku buang air
sembarangan di Desa Danau Lamo
Kecamatan Maro Sebo wilayah kerja
Puskesmas Jambi Kecil, dapat disimpulkan
bahwa :
1. Ada hubungan yang signifikan
antara pengetahuan dengan
perilaku buang air besar
sembarangan (BABS) di Desa
Danau Lamo wilayah kerja
Puskesmas Jambi Kecil dengan
hasil uji statistik chi-square
diperoleh nilai p value = 0,038
(p<0,05).
2. Tidak ada hubungan yang
signifikan antara sikap dengan
perilaku buang air besar
sembarangan (BABS) di Desa
Danau Lamo wilayah kerja
Puskesmas Jambi Kecil dengan
hasil uji statistik chi-square
diperoleh nilai p value = 0,201
(p>0,05).
3. Ada hubungan yang signifikan
antara sikap dengan perilaku buang
air besar sembarangan (BABS) di
Desa Danau Lamo wilayah kerja
Puskesmas Jambi Kecil dengan
hasil uji statistik chi-square
diperoleh nilai p value = 0,003
(p<0,05).
Saran
Berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan, maka saran
yang dapat disampaikan adalah
sebagai berikut:
Bagi Puskesmas Jambi Kecil
1. Diharapkan petugas kesehatan atau
kader kesehatan dalam lingkungan
masyarakat dapat memberikan
sosialisasi tengtang buang air besar
sembarangan serta menginformasikan dampak
penyakit yang diakibatkan dari
buang air besar sembarangan. Hal
tersebut dapat dilakukan dengan
pemicuan STOP BABS.
2. Dalam penyampaian informasi
harus bersikap ramah, komunikatif
dan koperatif sehingga dapat
terjalin hubungan yang serasi dan
selaras dengan masyarakat sekitar
sehingga dihasilkan perubahan
perilaku lebih positif dari
responden dalam upaya
peningkatan menjaga tidak buang
air besar sembarangan.
3. Peran petugas kesehatan dapat
dilakukan melalui sosialisi tentang
BABS dan juga bisa
memberdayaan dari berbagai media
informasi seperti informasi melalui
media elektronik maupun nonelektronik yang dapat berupa
pemberitahuan melalui brosur,
spanduk, baliho dan iklan koran
serta perlu dilakukan pengawasan
secara rutin.
Bagi Masyarakat Kecamatan Maro
Sebo
Masyarakat diharapkan
lebih mengetahui tentang buang air
besar sembarangan. Serta
mengubah perilaku yang lebih
positif dalam buang air besar
sembarangan sehingga terciptanya
kualitas lingkungan yang bersih
dan sehat di lingkungan.
Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat
diteruskan oleh peneliti lain dengan
menambah jumlah variabel dan
jumlah sampel penelitian atau jenis
penelitian yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, 2010. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Darsana, N. I., I. B, Mahayana dan I, Patra.
2012. Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Kepemilikan
Jamban Keluarga di Desa Jehem,
Kecamatan Tembuku, Kabupaten
Bangli Tahun 2012. Jurnal
Kesehatan Lingkungan Vol.4 No.2
november 2014: 124-143.
Green, L W dan Kreuter M.W. 2005.
Helath Program Planning: A
Education and Ecological Approach.
Fourth Edition : New York:
McGraw-Hill.
Hamzah, Bachtiar. 2012. Gambaran
Pemanfaatan Sarana Air Bersih dan
Jamban Keluarga yang dilakukakn
Melalui Proyek PAB-PLP.
Universitas Sumatera Utara.
Hastono, S, P., 2010. Analisa Data
Kesehatan. Jakarta : FKM UI.
Kemenkes RI. 2018. Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 3 Tahun 2014 Tentang
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Jakarta: Kemenkes RI.
. 2017. Profil Kesehatan Indonesia
Tahun 2016. Jakarta: Kemenkes RI.
. 2018. Profil Kesehatan Indonesia
Tahun 2017. Jakarta: Kemenkes RI.
Maryunani, Anik. 2013. Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat. Jakarta: Trans Info
Media.
Maulana, Heri D.J . 2009. Promisi
Kesehatan. Jakarta: Buku
Kedokteran.
Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan
Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta :
Rineka Cipta.
. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu
Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.
. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan.
Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.
. 2010. Promosi
Kesehatan Teori dan
Aplikasi. Jakarta :
Penerbit Rineka
Cipta.
. 2012. Kesehatan Masyarakat Ilmu
dan Seni. Jakarta: Penerbit Rineka
Cipta.
Pieter. Herri Zan dan Namora Lumongga
Lubis, 2010. Pengantar Psikologi
untuk Kebidanan. Jakarta : Kencana.
Proverawati. A; Rahmawati. E. 2012.
Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat.Yogyakarta : Nuha Medika.
Wawan. A dan M. Dewi, 2010. Teori dan
Pengukuran Pengetahuan, Sikap,
Dan Perilaku Manusia Dilengkapi
contoh Kuesioner. Cetakan Pertama.
Yogyakarta : Nuha Medika.